Sunday, May 30, 2021

N'Golo Kante, Sosok yang Dicari Real Madrid Setelah Membuang Claude Makelele

"Dia melakukan segalanya bagi tim. Energi yang dia berikan, cara dia membawa bola ke depan, sungguh Kante itu pemain spesial. Dia meraih gelar juara dunia, Premier League, tapi sangat rendah hati. Dia bagian penting dari tim."

Pujian kapten Chelsea di final Liga Champoins 2021, Cesar Azpilicueta, terhadap N'Golo Kante adalah salah satu (mungkin) dari jutaan pengakuan terhadap peran sang gelandang asal Prancis ini.

Masih ingat Patrick Vieira? Mantan gelandang Prancis yang pernah memperkuat Arsenal dan Manchester City di Premier League ini menjadi salah satu technical observer di UEFA. Ia ikut memilih Kante sebagai man of the match di final Liga Champions 2021.

"Sungguh Kante memberikan dampak besar di lini tengah lapangan, tanpa dan bersama bola. Duetnya bersama Jorginho sungguh baik di pertandingan final ini," ucap Patrick Vieira seperti dikutip dari situs UEFA.

Kante adalah pilar penting perjalana Chelsea meraih gelar juara Liga Champions 2021. Entah apa jadinya Kante (dan Chelsea) bila Thomas Tuchel tidak datang menggantikan peran Frank Lampard pada Januari 2021. Ya, bukankah hubungan Kante dan Lampard sempat dilaporkan tidak baik di Chelsea dan memuncak Oktober 2020?

Diskusi soal N'Golo Kante selalu membawa saya pada sosok Claude Makelele. Keduanya sama-sama berasal dari Prancis dan Makelele pun pernah membela Chelsea... setelah dibuang Real Madrid. Dibuang? Ya, saya memilih kata dibuang!

Real Madrid yang menjanjikan kontrak baru bagi Makelele tiba-tiba lupa dengan janjinya setelah mereka mendatangkan David Beckham dari Manchester United. Usaha keras pelatih Vicente del Bosque mempertahankan Makelele terbentur manajemen tim. Bahkan, Makelele disuruh segera mencari klub yang mau membelinya seharga 15 juta euro.

Makelele, dengan segala peran dan kerja kerasnya, seperti motor tak mengenal lelah bagi tim, merasa tidak dihargai Real Madrid. Chelsea menikmati jasa Makelele selama 5 musim (2003-2008).

"Bila 70 persen bumi ditutupi oleh air, sisanya akan ditutupi oleh N'Golo Kante." Perumpaan yang bombastis dari Marcel Desailly? Ini gambaran betapa besar peran gelandang bertahan seperti Kante... dan juga Makelele.

Marcel Desailly, juga mantan pesepak bola asal Prancis, sangat paham kontribusi pemain seperti Kante. Ketika pemain lain berpikir untuk mencetak gol atau menghentikan bintang lawan, pemain seperti Kante masuk ke lapangan dengan tujuan membuat nyaman kerja rekan-rekan setim dan menjadi "pekerja kotor pertama" dalam merusak strategi lawan.

Kembali ke Makelele. Ketika Real Madrid memutuskan melepas Makelele ke Chelsea pada musim panas 2003, tahu apa kata pelatih The Blues ketika itu? "Makelele akan menjadi baterai permainan tim." Pujian Claudio Ranieri terhadap peran penting Claude Makelele berlanjut di era Jose Mourinho.

Kualitas Makelele menjaga keseimbangan dan lini tengah Chelsea membuat pemain seperti Didier Drogba, Arjen Robben, Frank Lampard, hingga Joe Cole nyaman mengeluarkan kemampuan terbaiknya.

Di kubu Real Madrid, kehilangan Makelele disadari dengan susahnya mereka menjadi pengganti sepadan di lini tengah untuk menjadi poros penyeimbang Los Galacticos. Dari Thomas Gravesen, Pablo Garcia, Javi Garcia, Emerson, Fernando Gago, Mahamadou Diarra, hingga Michael Essien dan Sami Khedira. Tak ada yang bisa menggantikan peran Makelele.

Bahkan, kalau dihitung hingga kedatangan Casemiro dan Lucas Silva tercatat Real Madrid sudah membeli 15 gelandang bertahan setelah mereka menjual Claude Makelele ke Chelsea. Entah apa alasan melepas Makelele. Apakah benar "tampilan" Makelele tidak cocok untuk kemewahan tim Los Galacticos?

Bila menghitung tampilan untuk keperluan marketing, N'Golo Kante pun tidak masuk standar Real Madrid. Serius! Tapi, saya yakin 1.000 persen kalau seandainya Kante mau pindah, Real Madrid akan menjadikannya pemain mahal dengan gaji super-duper wah.

Di Chelsea, untuk musim 2020-2021, N'Golo Kante ada di urutan ke-6 pemain bergaji tertinggi. Kante menerima gaji 7,5 juta pound (Rp 152 miliar) per tahun atau 144.231 pound (Rp 3 miliar) per minggu.

Lima pemain di atas Kante adalah Ben Chilwell (9,8 juta pound per tahun), Timo Werner (8,8 juta), Christian Pulisic (8,2 juta), Kepa Arrizabalaga (7,8 juta), dan Cesar Azpilicueta (7,540 juta).

Di laga final Liga Champions 2021, kembali Kante, yang menjadikan Makelele sebagai gurunya, memperlihatkan penguasaan lapangan yang brilian untuk menggerakkan rekan setim dalam membalas serangan Manchester City.

Di Estadio do Dragao, Porto (Portugal), seolah tak ada kata berhenti bagi Kante untuk terus berlari mengisi ruang lini tengah dan mengunci lawan, termasuk Kevin De Bruyne. Tak banyak pemain yang mau tampil seperti Kante yang terus bekerja dan tidak mencari pujian.

Di Chelsea, N'Golo Kante masih bisa terus belajar dan berkomunikasi dengan "gurunya" Claude Makelele yang kini bekerja sebagai technical mentor di tim akademi Chelsea.

Pertanyaannya, di usia 30 tahun, titik krusial pemain profesional mengambil keputusan, apakah Kante bakal mencoba keberuntungan di luar Chelsea? Atau menjalani kontrak hingga selesai 30 Juni 2023? @Weshley Hutagalung

No comments:

Post a Comment