Wednesday, October 20, 2021

ADAKAH KESABARAN DAN BATAS WAKTU DALAM PERUBAHAN NEWCASTLE?

Bagaimana rasanya tidak dicintai di komunitas sendiri? Apakah pertanyaan ini pantas diajukan kepada Steve Bruce, pelatih yang pada Rabu 20/10/2021) berpisah dari Newcastle United? Bagi sebagian besar fans Newcastle, akhir era Steve Bruce adalah era baru penuh harap bagi mereka.

Setelah era Mike Ashley di Newcastle United sejak 2007 berakhir pada 7 Oktober 2021 dan berganti dengan Public Investment Fund dari Arab Saudi, nama Steve Bruce kerap diperbincangkan. Bukan lagi soal apakah mantan bek Manchester United (1987-1996) itu bakal diganti oleh manajemen baru, melainkan "kapan" ia dipecat?

Lalu, apakah Steve Bruce mengundurkan diri atas kesepakatan bersama atau pria berusia 60 tahun ini seperti perkiraan sebelumnya: dipecat?

Apapun itu, yang pasti Steve Bruce tidak lagi menjadi Manajer Newcastle United, posisi yang diberikan kepadanya sejak Juli 2019.

Banyak data dan catatan yang mengarahkan dan memojokkan sang pelatih selama berada di Newcastle. Tentu hasil pertandingan dan peringkat klub dari musim ke musim ada di dalamnya. Termasuk catatan gawang Newcastle kebobolan 139 kali selama Bruce menjabat. 

Tak ada pertahanan klub di Premier League yang serapuh Newcastle di era Steve Bruce menjabat. Apakah semua salah sang pelatih? Bagi yang paham sepak terjang Mike Ashley, mungkin ada rasa iba dan kasihan pada Bruce. 

Bagaimana mau bersaing bila keran keuangan klub dikunci big boss sementara Steve Bruce ternganga melihat budget belanja tim seperti Manchester City, Manchester United, Liverpool, dan Chelsea? 

Setelah bertahun-tahun menghadapi tekanan dari publik dan dihakimi secara konsisten di media sosial, kini Steve Bruce bersiap memulai era baru dalam hidupnya. Setiap keputusan yang akan diambilnya jelas memiliki risiko: lanjut melatih di Inggris, memilih klub yang sesuai ambisinya, atau lebih kepada mengisi tabungan dengan melirik klub-klub Asia, misalnya?

Begitu pula bagi fans Newcastle. Akhir era Mike Ashley, disingkirkan lewat 300 juta pound konsorsium yang dipimpin orang dalam kerajaan Arab Saudi lewat Public Invesment Fund, adalah era baru yang diharapkan mengembalikan kegembiraan mereka lewat perjuangan para pemain di lapangan sepak bola. Cukup soal gembira?

Bagi penggemar Newcastle, pepatah yang mengatakan "every new beginning comes from some other beginning's end" tentu tak hanya soal perubahan dan merasakan suasana baru setelah "penjajahan" Mike Ashley selama 14 tahun. Pertanyaan berikut adalah: "Apakah harapan yang layak disematkan pada pengelola baru dan pelatih baru?"

Pertanyaan lanjutan, "Apakah harapan itu mengenal batas waktu alias deadline? Adakah kesabaran menyertai perubahan ini atau ingin segera melihat Paris Saint-Germain berwarna hitam-putih di Premier League?" @Weshley Hutagalung

No comments:

Post a Comment