Sunday, October 31, 2021

PELATIH SEPAK BOLA SELALU DIHAKIMI ATAS HASIL DI LAPANGAN

 

"Pelatih menilai pemainnya dari niat dan usaha, sementara mereka sendiri dinilai dari hasil pertandingan."

Apa alasan utama manajemen Barcelona memecat Ronald Koeman? Hasil pertandingan. Apa latar belakang isu Nuno Espirito Santo bakal dipecat Tottenham Hotspur? Hasil pertandingan.

Sepak bola Eropa, dan juga Indonesia, sepertinya kini semakin menjauh dari "kesabaran". Setiap pelatih dituntut memberikan hasil memuaskan di lapangan. Jangka waktu kerja atau kualitas dan materi pemain yang dimiliki seperti tidak masuk elemen utama dalam menilai kinerja pelatih. Hasil di lapangan yang dituntut, peningkatan proses dipinggirkan!

Bayangkan bila klub-klub Serie A memecat semua pelatih yang gagal membawa timnya juara, tidakkah waktu dan uang habis hanya untuk mencari pelatih baru? Pemain harus selalu beradaptasi dengan pelatih baru, sesuatu yang mengganggu proses mencapai tujuan. Bukankah setiap musim hanya ada satu tim yang menjadi pemenang di ujung kompetisi?

Okelah tidak juara, namun hasilnya jangan terlalu jauh dari harapan... apalagi yang berbau rivalitas bersejarah. Itulah salah satu aspek penilaian manajemen terhadap pelatih.

Ronald Koeman memang bukan pelatih idaman Joan Laporta, Presiden Barcelona yang menggeser Josep Maria Bartomeu. Namun, kekalahan dari 3 tim asal Kota Madrid di Oktober 2021 (0-2 Atletico Madrid, 1-2 Real Madrid, dan 0-1 Rayo Vallecano) menjadi sulit dimaafkan selain rentetan 3 kekalahan tandang di semua kompetisi musim ini (Benfica, Atletico, Vallecano).

"Saya menilai para pemain dari niat dan usaha mereka, bukan semata hasil pertandingan." Begitu kata Pep Guardiola, membuka salah satu rahasia suksesnya.

Selama manajemen klub mendukung filosofi Pep, tentu strategi itu bisa berjalan baik. Selama hasil-hasil pertandingan dan gelar juara berdatangan, kebijakan Pep pasti didukung. Apa jadinya bila pengeluaran besar membeli pemain tidak diikuti prestasi dalam 2-3 tahun ke depan? Apakah Pep masih akan bersama Manchester City?

Kekalahan 0-3 saat menjamu Manchester United, setelah tumbang 0-1 di pekan sebelumnya di rumah West Ham, seperti menjadi titik balik kebijakan manajemen Tottenham Hotspur terhadap sang pelatih: Nuno Espirito Santo.

Setelah memulai Premier League 2021-2022 lewat 3 kemenangan beruntun (skor 1-0 atas Manchester City, Wolverhampton, dan Watford), rentetan 3 kekalahan mengiringi perjalanan Spurs dan kebobolan 9 kali ( 0-3 melawan Crystal Palace, Chelsea, dan 1-3 di markas Arsenal).

Hingga pekan ke-10 musim ini, Spurs adalah tim paling rendah dalam catatan melepaskan tembakan. Harry Kane dkk. hanya melepaskan 103 tembakan, bandingkan dengan Liverpool (199) atau bahkan Brentford (116).

Kabarnya, big boss Spurs, Daniel Levy, sudah mengincar Paulo Fonseca sebagai pengganti Nuno. Spurs berebut dengan Newcastle United? Ada yang terancam kehilangan pekerjaan, ada yang mengincar pekerjaan tersebut.

Dalam era kesabaran pendek dan ketika semua orang menjadi hakim atas segala hal, menjadi pelatih sepak bola memang tidak menjanjikan pekerjaan yang awet di satu klub. Kursi panas!

Selama manajemen dan pendukung tim selalu menilai kinerja pelatih dari hasil pertandingan dan menyepelekan proses atau setiap peningkatan kualitas permainan, kita akan selalu membaca berita sekitar pemecatan pelatih sepak bola. Pedih! @Weshley Hutagalung

No comments:

Post a Comment