Thursday, January 3, 2019

Saya Indonesia, Lihatlah Garuda di Dada


Sebelum tahun 2018 berganti, saya mendapatkan kesempatan berkunjung ke negara yang tim nasionalnya baru menjuarai Piala Dunia 2018: Prancis.

               Kisah menarik yang ingin saya tuturkan dalam tulisan kali ini bukan tentang tim nasional asuhan Didier Deschamps atau kehebatan Paris Saint-Germain bersama Edinson Cavanio, Kylian Mbappe, dan Neymar.
               Di Kota Lourdes, sekitar 5 jam perjalanan naik kereta dari Kota Paris, saya menemukan hal aneh terkait manusia yang berbahasa Indonesia. Ya, menurut saya aneh.
               Sambil berjalan bersama anak, di hadapan kami ada beberapa orang yang mengarah berlawanan. Muka Asia… ya saya yakin itu.
               Benar saja, dari beberapa meter saya dapat mendengar mereka berbicara dengan Bahasa Indonesia.
               Tahu dong apa yang saya lakukan. Dengan muka yakin dan memberikan senyuman pertanda senang bertemu sesama warga Indonesia, saya menyapa, “Halo”.
               Alamak. Harapan saya mendapatkan balasan dengan keramahan yang paling tidak sama dan mungkin bisa bercakap-cakap sebentar bak bertepuk sebelah tangan.
               Keluarga, ayah-ibu dan dua putri, berlalu begitu saja seolah senyuman saya berarti pedagang yang menawarkan souvenir.
               Saya yakin sekali mereka tahu bahwa saya juga berasal dari negara yang sama, Indonesia. Tak perlu mengeluarkan ucapan setelah “halo” karena cukup melihat jaket dingin yang saya kenakan.
               Apakah lambang Burung Garuda di sebelah kiri dada saya tidak berarti apa-apa bagi mereka?
               Jaket berwarna biru itu memang memiliki dua logo di dada. Sebelah kanan ada logo Nike dan kiri Garuda. Identik dengan timnas Indonesia, bukan? He he he.
               Berada ribuan kilometer dari tempat tinggal kita dan di negara asing, apalagi dengan penduduk yang minim berbahasa Inggris, tentu bertemu dengan manusia berbahasa Indonesia punya makna tersendiri.
               Jangan-jangan, situasi persepakbolaan kita membuat sekelompok orang di Tanah Air menjadi antipati dengan sepak bola Indonesia. Bahkan dengan melihat jaket berlogo Garuda di dada.
               Ah, semoga tidak ya. Semoga kecurigaan saya ini hanya pelampiasan kekecewaan karena senyuman yang tidak berbalas.
               Selain jaket tebal dengan lambang Garuda di dada, dalam perjalanan ke beberapa negara Eropa itu saya juga membawa t-shirt bertuliskan “Indonesia” dengan lambang “Garuda” di dada.
               Ada kebanggaan bahwa saya warga Indonesia. Ada harapan bahwa sepak bola Indonesia akan memiliki prestasi yang bisa dibanggakan suatu hari ini. Amiiiinnnn.
               Impian saya, sepak bola Indonesia tidak melulu dikuasai pembahasan masalah dan masalah. Ada kisah prestasi yang ingin kita bagikan ke negara-negara lain sehingga mereka lebih mengenal Indonesia dan sepak bola kita.
               Harapan itu yang menjaga kecintaan saya terhadap sepak bola Indonesia. Kalau kita tidak memiliki harapan, buat apa sepak bola itu ada di nusantara dan kita cintai, bukan?

No comments:

Post a Comment