Premierleague.com |
Manchester United kembali bermain seperti di era kesuksesan Sir Alex Ferguson.
Benarkah?
Benarkah Manchester United bersama
Ole Gunnar Solksjaer akan kembali beraksi meninggalkan gaya bermain pilihan Jose
Mourinho?
Pertanyan ini banyak
bermunculan ketika manajemen Manchester United memutuskan menendang Jose
Mourinho dan membajak Solksjaer dari klub Norwegia, Molde.
Sejak 19 Desember 2018, nama Solksjaer
resmi diumumkan sebagai caretaker di kursi Manajer Manchester United
menggantikan Jose Mourinho.
Tawaran kepada Solksjaer
adalah menyelesaikan kompetisi 2018-2019 ditemani Mike Phelan, Michael Carrick,
dan Kieran McKenna di jajaran pelatih.
Untuk menarik Solksjaer,
manajemen Setan Merah harus mengeluarkan uang 1,8 juta pound (sekitar Rp 32,5
miliar) sebagai kompensasi kepada Molde.
Bila nanti Solksjaer dianggap
cocok untuk terus mengisi kursi panas itu sebagai manajer yang berstatus
permanen, kubu Molde mendapatkan tambahan “uang damai” sebesar 7,2 juta pound
(Rp 130 miliar).
Prestasi dan harapan. Walau
dalam skala kecil, Solksjaer telah mengubah gaya bermain Manchester United,
menghadirkan kemenangan serta kegembiraan bagi para pendukung.
Lihatlah perubahan wajah-wajah
para pemain Manchester United ketika memasuki lapangan dan menikmati
pertarungan 2 x 45 menit bersama Solksjaer di bangku cadangan.
Solksjaer paham, pendukung
Setan Merah pasti ingin melihat kembali semangat serta gaya bermain menyerang
dan penuh tenaga era Sir Alex.
“Semua harus diawali dengan bagaimana
cara kita bermain. Karena, Anda tidak bisa mengontrol hasil pertandingan. Yang
bisa Anda kontrol adalah pendekatan ke pertandingan dan cara bermain.” Begitu
kata Solksjaer.
Hmm, lebih seru lagi ketika Solksjaer
mengaku tidak terlalu banyak bertanya apa yang terjadi dengan tim di era Jose
Mourinho.
Ia lebih banyak mengajak para
pemain melihat apa yang bisa mereka lakukan untuk mengembalikan gaya bermain
Man. United seharusnya, yakni permainan sepak bola yang menarik: perpaduan
kecepatan dan kekuatan!
Seperti dokter, Ole Gunnar
Solksjaer menemukan penyakit yang menimpa Setan Merah dan mencarikan cara pengobatannya.
At least hingga 10 pertandingan awal
ia bersama Man. United.
Kegembiraan bermain dan
kenyamanan di ruang ganti. Situasi ini rasanya pas disematkan pada kondisi
terkini Manchester United.
Keberadaan Solksjaer di
Teater Impian seolah menerapkan strategi jitu salah satu pelatih cabang
olahraga hoki di Australia, Ric Charlesworth.
Sebelum tutup usia pada 8
Februari 1993, ucapannya kerap dipakai untuk menempatkan posisi dan peran
pelatih olahraga. Begini katanya,
"Yang menarik dari kepelatihan adalah Anda harus membuat sulit situasi
nyaman dan menghadirkan situasi nyaman ketika ada masalah."
Boleh ditiru, nih. @weshley
No comments:
Post a Comment