Monday, September 21, 2020

Sepak Bola Menolak Perayaan atas Penderitaan Lawan

"Hasil latihan dan kerja keras akan membantu meningkatkan keahlian dan kemampuan seseorang. Tetapi, semua itu nyaris tak bernilai ketika kita tidak memiliki karakter dan sikap hormat."

Respect! Dalam sepak bola, gerakan untuk menghormati pihak lain menjadi sangat penting. Bukan hanya lawan, tetapi juga rekan sendiri, mereka yang bekerja untuk sepak bola, dan tentu saja fans.

Mampukah seluruh stakeholders, mereka yang terlibat dalam seluruh aspek sepak bola, saling mengormati? Itulah harapan kita. Bukankah kita ingin menikmati pertandingan sepak bola sebagai sebuah kegiatan yang saling menghargai?

Menang, imbang, atau tumbang. Itulah hasil pasti dari sepak bola. Dalam mencapainya, dibutuhkan sebuah kesatuan usaha dari elemen tim. Siapa sih yang mau turun bertanding untuk kalah?

Namun, sepak bola juga mengajarkan kita untuk bersiap menghadapi kegagalan... atau kesialan. Seperti yang dihadapi bek Chelsea, Andreas Christensen, saat berhadapan dengan Liverpool di pekan kedua Premier League 2020-2021.

Menerima kartu merah di pengujung babak I, Andreas Christensen bisa menjadi tumbal kekalahan 0-2 Chelsea. Ya, saat ia menerima kartu merah (45+1') akibat melakukan pelanggaran terhadap Sadio Mane skor masih 0-0.

Teriakan tanda bersyukur dari bangku cadangan Liverpool ketika wasit Paul Tierney akhirnya menarik kartu merah setelah memakai bantuan VAR, memperlihatkan di mana posisi Juergen Klopp dalam mengartikan slogan "respect" yang digadang-gadangkan UEFA.

"Apakah kalian gila? Kita tidak akan pernah melakukan hal itu, oke?" Begitu reaksi geram Klopp terhadap respons kubu Liverpool di bangku cadangan, yang kemudian diakui adalah staf tim, bukan pemain, atas kartu merah untuk Christensen.

Bergembira atas petaka orang lain, apalagi kubu berseberangan dengan kita, sepertinya bukan perilaku yang aneh bagi sebagian orang. Di mana makna respect?

Respect, sebuah gerakan sosial yang dikumandangkan UEFA sejak 2008 itu jelas mengajak kita untuk bekerja dengan mengutamakan persatuan, sikap hormat lintas jenis kelamin, ras, agama, dan kemampuan di lapangan. @Weshley Hutagalung


No comments:

Post a Comment